Medan*Indonesiaperschannel.com
Kabid Humas Polda Sumut, menyebut Masinton dilaporkan dugaan melanggar kesusilaan lantaran diduga membuka paksa kemeja Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng hingga kancing bajunya lepas di muka umum.
"Di Polrestabes Medan pelapor Camelia Neneng Susanti dengan terlapor saudara Masinton Pasaribu, dilaporkan atas dugaan penganiayaan dan melanggar kesusilaan,"kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Hadi menjelaskan, dalam kasus ini kedua belah pihak saling melapor.
Awalnya, Camelia Neneng melaporkan Masinton ke Polrestabes Medan.Kemudian, pihak Masinton Pasaribu dengan pelapor Pranata Situmeang melaporkan Camelia Neneng dan Arimitara Halawa ke Polda Sumut dengan dugaan berita bohong serta undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Mantan Kapolres Biak Numfor, Papua ini mengungkap, kedua laporan mereka sedang berposes.
"Camelia Neneng dan Arimitara Halawa dilaporkan atas dugaan berita bohong, UU ITE."
Sebelumnya, Wakil ketua DPRD Tapanuli Tengah berinisial CNS, mengaku jadi korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh calon Bupati Tapanuli Tengah berinisial MP.
Atas kejadian itu, CNS pun mengalami trauma berat hingga harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Medan.
Menurut rekan korban sekaligus anggota DPRD Tapanuli Tengah fraksi PDIP, Ari Mitara Halawa, insiden itu terjadi seusai rapat PDIP, pada Minggu (6/9/2024).
Setelah selesai Rapat, para kader PDIP ini pergi ke tempat kuliner yang berada di Jalan Iskandar Muda.
"Jadi sepulang Rakernas kami pergi ke bolang durian, kami ke situ makan durian. Karena sudah malam, kami pamitan mau pulang, di situ ada Pak Masinton, ada sekretaris PDIP Tapteng," kata Ari saat diwawancarai depan RS Pirngadi, Senin (7/10/2024).
Katanya, saat hendak mau berpamitan pulang MP memanggil beberapa orang kader PDIP dan menuding bahwa mereka tidak mendukung pencalonan atas dirinya menjadi calon Bupati.
"Pak Masinton kemudian memanggil kami 'sini dulu kalian'. Setelah kami datang, kami ditanyai 'kenapa kamu tidak tegak lurus' dia tanya sama saya. Kenapa pak, saya bilang, 'nggak usah kau bawa-bawa lambang PDIP itu, kalau kau tak mau jujur', siap pak saya salah saya bilang gitu," sebutnya.
"Saya selama ini saya nggak tau informasi bagaimana kegiatan di DPC, makanya saya tidak ikut-ikutan," sambungnya.
Ari menyampaikan, kemudian MP mendatangi korban yang sedang duduk dan menanyakan pertanyaan yang sama kepada CNS.
Bukan hanya itu, MP meminta korban untuk membuka baju PDIP yang sedang dikenakannya.
"Ibu Camelia ini di datangi sama pak Masinton sambil bertanya, 'kenapa kau tidak tegak lurus', 'buka baju mu itu, kalau kau tak mau tegak lurus', katanya sambil mencengkeram bajunya (korban) sampai putus kancing baju itu," ucapnya.
Katanya, saat itu korban hanya terdiam setelah kancing bajunya terbuka dan beberapa saat kemudian korban pun sempat histeris.
"Waktu kami pamitan pulang, kakak (korban) ini macam histeris dia nangis, sambil telfonan sama suaminya yang akhir kata suaminya minta untuk melapor ke Polisi," ujarnya.
Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa latarbelakang kasus tersebut diduga karena adanya selisih paham antar kader di PDIP.
"Seolah-olah kami tidak mendukung perjuangan pak Masinton ini. Nah selaku saya pribadi sendiri, bukan saya tidak mau membantu hanya saja di samping saya anggota DPR, kan saya sibuk pulang kerja dan sudah ada pemberitahuan tentang kegiatan apa yang mereka lakukan setiap harinya," katanya.
Dijelaskannya, kasus tersebut pun sudah dilaporkan ke Polrestabes Medan dan masih dalam proses.
Pewarta : Zaini Abdillah,SE
0 Komentar